Jumat, 29 Juli 2011

E-PAYMENT pada BELANJA ONLINE

Tulisan ini saya buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep E-Bisnis pada semester 4 mengenai Pembayaran Elektronik pada Belanja Online.

Saat ini, perkembangan aplikasi e-commerce di Indonesia khususnya aplikasi B2C (Business to Consumer) semakin meningkat. Salah satu komponen penting dalam proses jual beli secara online adalah proses pembayaran elektronik (e-payment).
Peningkatan perkembangan penggunaan Internet di Indonesia dibarengi dengan peningkatkan aplikasi e-commerce khususnya aplikasi B2C (Business to Consumer) dalam melakukan proses penjualan dan pembelian secara online. Salah satu aplikasi B2C yang sukses dan populer saat ini adalah Amazon.com yang merupakan toko buku online terbesar di dunia. Komponen penting dalam aplikasi B2C adalah e-payment yang digunakan untuk transfer uang secara elektronik antar pihak, seperti transfer dari konsumen ke penjual (B2C) atau antar personil (Peer to Peer atau P2P). E-payment menawarkan berbagai macam keuntungan seperti mempercepat proses transaksi dan dapat menjual produk dengan harga lebih murah. Pihak yang terlibat dalam proses transaksi dapat mentransfer dan menerima uang dari pihak lain kapanpun dan dimanapun. Disamping itu, e-payment juga dapat mendukung gerakan green technology dimana pemakaian kertas dapat dikurangi. Terdapat beberapa faktor kesuksesan dalam e-payment yaitu:
a. Independence: metode e-payment yang tidak tergantung pada teknologi atau alat apapun
b. Interoperability dan portability: aplikasi e-payment yang bisa diakses melalui berbagai macam teknologi dan platform
c. Security: aplikasi e-payment harus memiliki tingkat keamanan yang baik seperti menggunakan Public Key Infrastructure (PKI), digital signature, dan lain sebagainya
d. Anonymity: aplikasi e-payment dapat mendukung kerahasiaan data pribadi pengguna
e. Ease of use: aplikasi e-payment harus dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna
f. Transaction fees: mekanisme pembagian keuntungan antar pihak yang terlibat dalam e-payment
g. Regulacy: aplikasi e-payment harus dapat memenuhi peraturan yang berlaku.

Dalam pengeksekusian e-payment, terdapat empat pihak yang terlibat yaitu issuer, konsumen, penjual dan regulator (pemerintah). Terdapat beberapa metode dalam pembagian keuntungan antar pihak yang terlibat di e-payment seperti biaya transaksi, biaya iklan, biaya registrasi, dan lain sebagainya. Sedangkan kondisi yang terkait dengan penggunaan e-payment di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kondisi ekonomi
Semakin tinggi tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula akses mereka terhadap teknologi, serta semakin tinggi pula jumlah pilihan masyakarat dalam melakukan pembayaran. Namun, jumlah angkatan kerja Indonesia yang telah bekerja dan memiliki tingkat pendidikan SMA atau lebih tinggi hanya 26% saja. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang memiliki kesejahteraan dan akses teknologi yang baik hanya sedikit.
2. Kondisi keamanan
Menurut Brigjen Anton Taba, Staf Ahli Kapolri, Indonesia menduduki peringkat tertinggi dalam urusan kejahatan cyber. Hal ini membuat kurangnya kepercayaan dari penyedia layanan e-payment untuk memberikan layanannya di Indonesia secara penuh.
3. Kondisi tingkat pendidikan
Rata-rata penduduk Indonesia yang memiliki pendidikan mengenyam pendidikan selama sebelas tahun, sementara negara-negara maju rata-rata lebih dari tiga belas tahun. Jepang memiliki angka lima belas tahun, sedangkan Amerika Serikat, Inggris, Italia, memiliki angka enam belas tahun. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan Indonesia masih cukup tertinggal dibandingkan negara-negara lain.
4. Kondisi akses teknologi
Akses terhadap teknologi juga menjadi hambatan, sebagai contoh dibandingkan jumlah seluruh masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia yang memiliki komputer hingga pertengahan 2006 baru berjumlah 6 juta unit. Sedangkan jumlah pengguna Internet di Indonesia hingga tahun 2008 diperkirakan baru mencapai 50 juta orang. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kurang dari seperempat populasi Indonesia yang memiliki akses Internet.
5. Kondisi pengguna telepon seluler
Jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia jauh melebihi jumlah pengguna Internet. Menurut Presiden Direktur PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) Erik Aas, pada tahun 2009, jumlah pelanggan seluler adalah sekitar 117 juta orang. Pada tahun 2010, diperkirakan bertambah menjadi 131 juta. Data ini menunjukkan bahwa separuh dari penduduk Indonesia memiliki akses telekomunikasi seluler.
6. Kondisi pengguna kartu kredit dan ATM
Walaupun pengguna kartu kredit di Indonesia diperkirakan sebesar 4-5 juta orang pada tahun 2008, jumlah pengguna kartu ATM/debit jauh lebih besar dibandingkan jumlah pengguna kartu kredit. Pada tahun 2009, jumlah pengguna kartu ATM diperkirakan sebanyak 30-40 juta orang. Artinya, popularitas penggunaan kartu ATM jauh melebihi penggunaan kartu kredit.

Dalam meningkatkan popularitas e-payment di Indonesia maka perlu dikembangkan suatu model yang sesuai dengan kondisi dan tren di Indonesia saat ini. Oleh sebab itu, objektif dari penelitian ini adalah:
1.  Menawarkan alternatif model e-payment bagi masyarakat Indonesia yang disesuaikan dengan kondisi dan tren di Indonesia saat ini.
2.  Mengembangkan prototipe model e-payment.

Alternatif Model E-payment B2C bagi Masyarakat Indonesia
Penelitian ini telah menghasilkan empat model e-payment yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan faktor-faktor kesuksesan dari e-payment. Model e-payment tersebut adalah ATMPal, ICash, Pulsa E-payment dan Mobile banking. Sub bab dibawah ini akan dijelaskan mengenai fitur-fitur yang ada, pihak yang terlibat dan model pendapatan (revenue model) pada masing-masing model e-payment.
1. ATMPal
Ide awal pengembangan ATMPal terinspirasi dari penggunaan PayPal Indonesia yang berbasis kartu kredit. Namun, di Indonesia masih sedikit masyarakat Indonesia yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. ATMPal dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut dimana pembayaran langsung di-autodebet pada rekening bank milik pengguna atau konsumen. ATMPal dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan pembayaran secara online dengan mengintegrasikan antara bank dan ATMPal.
2. iCash
Model iCash terinspirasi dari sistem pembayaran pada pulsa telepon seluler. Tujuan dikembangkannya iCash adalah memudahkan pengguna untuk melakukan penyimpanan uang dan melakukan pembayaran online tanpa harus melalui rekening di bank. Keuntungan dari iCash adalah pengguna dapat membayar barang atau jasa yang dibeli secara online, proses pengisian saldo dapat dilakukan dengan mudah yaitu melalui ATM atau voucher serta pengguna dapat mentransfer uang ke pihak lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam iCash adalah pengguna iCash, penyedia layanan iCash dan penjual.
3. Pulsa E-payment
Ide dasar dari model Pulsa E-payment adalah menggunakan pulsa ponsel sebagai pengganti uang untuk alat pembayaran. Ide ini lahir didorong oleh banyaknya pengguna ponsel yang ada di Indonesia. Menurut peraturan yang  dibuat oleh Bank Indonesia (BI) hal ini diperbolehkan dengan merujuk pada Peraturan Bank Indonesia nomor 7/52/PBI/2005 pasal 6 ayat 3. Pihak yang terlibat dalam model pulsa e-payment adalah pengguna pulsa e-payment, operator seluler, merchant, bank dan penyedia layanan pulsa e-payment. Pulsa Epayment memiliki tiga fitur seperti fitur untuk melakukan transaksi jual beli, pengisian dan pengiriman pulsa. Fokus dari model pulsa epayment adalah pada fitur transaksi jual beli melalui handphone.
4. Mobile banking
Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan kartu ATM untuk berbelanja maupun mengakses akun bank mereka melalui mesin ATM. Pengaksesan akun bank melalui ATM walaupun mudah dilakukan namun masih memiliki beberapa kelemahan yaitu pengguna masih harus pergi ke mesin ATM untuk melakukan transaksi. Untuk memecahkan masalah ini, pada penelitian ini dirancang model Mobile banking yang dapat digunakan untuk mengakses akun bank melalui handphone sehingga pengguna dapat mengakses akunnya dari manapun dan kapanpun.

Disamping itu,berikut ini terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan berbelanja online :
Keuntungan belanja online : 
1.   Pembeli tidak perlu mengunjungi tempat penjualan baik itu toko, butik, mall, dan lain sebagainya. Pembeli cukup klik ke web yang dituju dan memilih barang yang dikehendaki
2.   Pemilihan barang bisa dilakukan dari rumah atau kantor sehingga pembelian bisa dilakukan berjam-jam tanpa harus keluar rumah
3.   Penjual dapat menekan ongkos pembukaan toko karena melalui belanja online, penjual cukup memasarkan produknya melalui Internet

Kelemahan belanja online :
1.   Kualitas barang yang diinginkan kadang-kadang berbeda kualitasnya dengan yang tercantum di website.
2.   Rentan aksi penipuan dimana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim   sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim
3.   Rentan rusak atau pecah karena media pengiriman adalah pos
4.   Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan melalui Internet
5.   Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui email pembeli dan hal ini cukup mengganggu privacy